Hari ini tepatnya tanggal 26 Pebruari
2010 atau dalam tanggal hijriahnya 12 Rabiul Awal 1431 H adalah tepat
hari libur untuk menghormati hari kelahirannya Nabi Muhammad SAW di
Indonesia khususnya peringatan ini diberi nama Hari Maulid Nabi Muhammad
SAW. Dalam agama Islam sebenarnya tidak ada peringatan secara khusus
dalam menyambut kelahiran Nabi Muhammad SAW. Kenapa adanya peringatan
ini ? tentunya ada asal muasalnya kenapa maulid nabi itu diperingati.
Berikut adalah beberapa sumber yang didapatkan saya dalam penelusuran
bagaimana asal-usul peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW.
Adalah sumber pertama yang saya dapat dari http://aflaazki.multiply.com Sedangkan sumber kedua dari temanku http:www.4allmuslim.blogspot.com Bagaimana asal-usulnya ? Simaklah tulisan ini :
Maulid Nabi atau hari kelahiran Nabi
Muhammad SAW pada mulanya diperingati untuk membangkitkan semangat umat
Islam. Sebab waktu itu umat Islam sedang berjuang keras mempertahankan
diri dari serangan tentara salib Eropa, yakni dari Prancis, Jerman, dan
Inggris. Kita mengenal musim itu sebagai Perang Salib atau The Crusade.
Pada tahun 1099 M tentara salib telah berhasil merebut Yerusalem dan
menyulap Masjidil Aqsa menjadi gereja. Umat Islam saat itu kehilangan
semangat perjuangan dan persaudaraan ukhuwah. Secara politis memang umat
Islam terpecah-belah dalam banyak kerajaan dan kesultanan. Meskipun ada
satu khalifah tetap satu dari Dinasti Bani Abbas di kota Baghdad sana, namun hanya sebagai lambang persatuan spiritual.
Adalah Sultan Salahuddin Al-Ayyubi
--orang Eropa menyebutnya Saladin, seorang pemimpin yang pandai mengena
hati rakyat jelata. Salahuddin memerintah para tahun 1174-1193 M atau
570-590 H pada Dinasti Bani Ayyub --katakanlah dia setingkat Gubernur.
Pusat kesultanannya berada di kota
Qahirah (Kairo), Mesir, dan daerah kekuasaannya membentang dari Mesir
sampai Suriah dan Semenanjung Arabia. Kata Salahuddin, semangat juang
umat Islam harus dihidupkan kembali dengan cara mempertebal kecintaan
umat kepada Nabi mereka. Salahuddin mengimbau umat Islam di seluruh
dunia agar hari lahir Nabi Muhammad SAW, 12 Rabiul Awal kalender
Hijriyah, yang setiap tahun berlalu begitu saja tanpa diperingati, kini
harus dirayakan secara massal.
Ketika Salahuddin meminta persetujuan dari khalifah di Baghdad
yakni An-Nashir, ternyata khalifah setuju. Maka pada musim ibadah haji
bulan Dzulhijjah 579 H (1183 Masehi), Salahuddin sebagai penguasa
haramain (dua tanah suci, Mekah dan Madinah) mengeluarkan instruksi
kepada seluruh jemaah haji, agar jika kembali ke kampung halaman
masing-masing segera menyosialkan kepada masyarakat Islam di mana saja
berada, bahwa mulai tahun 580 Hijriah (1184 M) tanggal 12 Rabiul-Awal
dirayakan sebagai hari Maulid Nabi dengan berbagai kegiatan yang
membangkitkan semangat umat Islam.
Salahuddin ditentang oleh para ulama.
Sebab sejak zaman Nabi peringatan seperti itu tidak pernah ada. Lagi
pula hari raya resmi menurut ajaran agama cuma ada dua, yaitu Idul Fitri
dan Idul Adha. Akan tetapi Salahuddin kemudian menegaskan bahwa
perayaan Maulid Nabi hanyalah kegiatan yang menyemarakkan syiar agama,
bukan perayaan yang bersifat ritual, sehingga tidak dapat dikategorikan
bid`ah yang terlarang.
Salah satu kegiatan yang diadakan oleh
Sultan Salahuddin pada peringatan Maulid Nabi yang pertama kali tahun
1184 (580 H) adalah menyelenggarakan sayembara penulisan riwayat Nabi
beserta puji-pujian bagi Nabi dengan bahasa yang seindah mungkin.
Seluruh ulama dan sastrawan diundang untuk mengikuti kompetisi tersebut.
Pemenang yang menjadi juara pertama adalah Syaikh Ja`far Al-Barzanji.
Karyanya yang dikenal sebagai Kitab Barzanji sampai sekarang sering
dibaca masyarakat di kampung-kampung pada peringatan Maulid Nabi.
Barzanji bertutur tentang kehidupan
Muhammad, mencakup silsilah keturunannya, masa kanak-kanak, remaja,
pemuda, hingga diangkat menjadi rasul. Karya itu juga mengisahkan
sifat-sifat mulia yang dimiliki Nabi Muhammad, serta berbagai peristiwa
untuk dijadikan teladan umat manusia. Nama Barzanji diambil dari nama
pengarang naskah tersebut yakni Syekh Ja'far al-Barzanji bin Husin bin
Abdul Karim. Dia lahir di Madinah tahun 1690 dan meninggal tahun 1766.
Barzanji berasal dari nama sebuah tempat di Kurdistan,
Barzinj. Karya tulis tersebut sebenarnya berjudul 'Iqd Al-Jawahir
(artinya kalung permata) yang disusun untuk meningkatkan kecintaan
kepada Nabi Muhammad SAW. Tapi kemudian lebih terkenal dengan nama
penulisnya.
Ternyata peringatan Maulid Nabi yang
diselenggarakan Sultan Salahuddin itu membuahkan hasil yang positif.
Semangat umat Islam menghadapi Perang Salib bergelora kembali.
Salahuddin berhasil menghimpun kekuatan, sehingga pada tahun 1187 (583
H) Yerusalem direbut oleh Salahuddin dari tangan bangsa Eropa, dan
Masjidil Aqsa menjadi masjid kembali, sampai hari ini.
Begitulah
kurang lebih asal-usul peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW. Peringatan
ini diikuti oleh hampir seluruh negara muslim dunia termasuk Indonesia.
Sampai pada saatnya kita haruslah mengambil suatu hikmah dari peringatan
ini. Jadikanlah peringatan ini sebagai momentum yang baik untuk
berjuang semampu kita dalam menghadapi kerasnnya kehidupan ini. Berjuang
untuk selalu istiqomah dalam menjalankan syariat Islam sebagai bekal
kita dalam menghadapi hari akhir dan hari pembalasan.